Penemuan obat yang telah mengubah dunia
Obat modern gagal menanggapi tantangan paling mengerikan pada abad yang lalu( AIDS, kanker, bakteri adaptif, virus hibrida), namun terus memperluas cakrawala, memungkinkan manusia untuk mengharapkan obat mujarab.
Saat ini, semakin banyak, pencarian obat-obatan terlarang pada DNA, yang telah memberi resep untuk semua penyakit. Sebentar lagi Anda bisa mengharapkan kemungkinan suntikan tanpa jarum suntik, untuk menerapkan terapi sindrom Down selama perkembangan embrio. Saat ini, para ilmuwan telah berhasil membuat penemuan unik.
Kontrasepsi untuk pria
Karyawan Institut Kanker di Boston mampu menciptakan obat yang dapat merevolusi kontrasepsi non-hormonal untuk separuh manusia yang kuat. Zat aktif obat baru adalah JQ1, zat yang mampu memperlambat protein khusus semen dari bromodomain dan menghalangi pembentukan sperma. Obat ini sama sekali tidak memiliki efek sedatif dan anxiolitik. Saat ini, dimungkinkan untuk melakukan tes pada hewan pengerat, dimana obat tersebut mampu menunjukkan efisiensi tinggi.
Selanjutnya, obat baru akan membantu mencegah kehamilan yang tidak diinginkan pada pasangan yang menghindari penggunaan kontrasepsi hormonal.
Obat untuk kenangan buruk Spesialis
University di Montreal mampu menciptakan obat unik yang dapat mengurangi akses orang terhadap kenangan tak menyenangkan. Ini adalah langkah nyata untuk memperbaiki pekerjaan ingatan. Obat itu disebut metarapon. Ini digunakan dalam pengobatan untuk waktu yang lama, tapi sebelum itu diresepkan untuk diagnosis "insufisiensi adrenokortikal".Namun, ilmuwan tertarik dengan kemampuan obat tersebut untuk menurunkan kadar kortisol dalam aliran darah. Akibatnya, orang tersebut dilemahkan oleh morbiditas kenangan dan menciptakan pandangan positif tentang apa yang sedang terjadi.
Alat melawan rasisme
Para ilmuwan telah mampu menetapkan bahwa penggunaan propranolol, yang banyak digunakan untuk penyakit iskemik, hipertensi, membantu mengurangi tingkat rasisme bawah sadar. Fakta bahwa obat tersebut memiliki efek samping berupa penurunan aktivitas neuron, yang bertanggung jawab atas keparahan ketakutan bawah sadar.
Melakukan terapi kromosom Spesialis
di University of Massachusetts telah belajar untuk menonaktifkan pembuatan salinan ekstra dari kromosom ke-21 yang bertanggung jawab untuk pengembangan sindrom Down. Saat ini, adalah mungkin untuk melakukan percobaan in vitro, namun mereka akan membiarkan di masa depan melakukan terapi patologi ini selama perkembangan embrio dan setelah kelahiran.
Selama penelitian, para ilmuwan menggunakan kultur batang yang dapat diisolasi dari jaringan pasien dengan sindrom Down. Akibatnya, "kelebihan gen" bisa dimasukkan ke dalam kromosom ekstra. Pengatur gen ini adalah doksisiklin, yang merupakan antibiotik spektrum luas. Efek dari "gen pengalih" dapat melumpuhkan aktivitas kromosom ekstra, sehingga sel menjadi sehat.
Seperti artikelnya? Berbagi dengan teman dan kenalan: